Selasa, 06 September 2016

PEMANFAATAN TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI BRIKET BIOARANG

PEMANFAATAN TEMPURUNG KELAPA
SEBAGAI BRIKET BIOARANG
DALAM  KONSERVASI BERKURANGNYA SUMBER ENERGI FOSIL

JUARA 1
Lomba KIR Dalam Rangka
HUT Ke-50 Pusdiklat Migas Cepu


Oleh :
1.      Tiara Bella Murbha Ardhana        NIS. 6536
2.      Evita Nurul Suci                           NIS. 6512
3.      Atus Suci Pupus                            NIS. 6383



SMA NEGERI 1 TUNJUNGAN
JL.Gatot Subroto  Km.4 Telp(0296)531564 Kab. Blora
PROVINSI JAWA TENGAH
2015


HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Performa Briket Bioarang Tempurung Kelapa
1. Kecepatan mendidihkan air
Pengujian mengenai kecepatan mendidihkan air dilakukan dengan menghitung waktu yang diperlukan untuk mendidihkan air dari masing-masing bahan bakar yang diuji, yaitu briket bioarang tempurung kelapa dan minyak tanah. Semakin cepat waktu yang diperlukan untuk mendidihkan air, dianggap bahwa nyala api memiliki derajat panas yang lebih tinggi. Sebaliknya, jika waktu yang diperlukan lebih lama maka derajat panas bahan bakar tersebut lebih rendah.
2. Ketersediaan Bahan

Pengujian yang ketiga ini dilaksanakan dengan mengamati ketersediaan bahan di sekitar lingkungan penulis                                                                                                                                             
a. Uji ketersediaan tempurung kelapa
Tempurung kelapa yang merupakan bahan utama pembuatan briket bioarang tempurung kelapa ini dijumpai di 4 rumah dari 5 rumah yang dikunjungi oleh penulis. Dan untuk mendapatkannya penulis tidak mengeluarkan biaya apapun (gratis).
b. Uji ketersediaan minyak tanah
Pengujian dilakukan dengan mendatangi toko-toko di sekitar lingkungan penulis. Dari 5 toko yang dikunjungi oleh penulis, minyak tanah hanya didapati pada 2 toko saja. Itupun untuk mendapatkannya diperlukan uang sebesar Rp12.500,00 per liter.
Dari hasil pengujian 1 dan 2 didapatkan hasil bahwa dari kecepatan mendidihkan air, minyak tanah lebih unggul dari briket bioarang. Sementara pada hasil uji polusi yang dihasilkan, asap yang dihasilkan oleh briket bioarang tempurung kelapa lebih pekat dibanding asap dari proses pemanasan menggunakan minyak tanah, tatapi asap dari briket tidak mengandung zat-zat kimia berbahaya, sementara pada asap yang dihasilkan oleh pembakaran memakai minyak tanah terdapat kandungan zat kimia meskipun dalam kadar rendah.
Sedang dari hasil pengujian ke-3 mengenai ketersediaan bahan, terlihat bahwa tempurung kelapa jauh lebih banyak tersedia di lingkunagan masyarakat. Sebaliknya, minyak tanah semakin sedikit ketersediannya sehingga untuk mendapatkannya semakin sulit. Harga dari minyak tanah tersebut juga cukup mahal.
Penggunaan briket bioarang tempurung kelapa ternyata lebih ekonomis dan ramah lingkungan dibandingkan penggunaan minyak tanah. Oleh karena itu penggunaan briket bioarang terebut harus dimanfaatkan secara maksimal untuk menjaga perekonomian warga-warga kecil
khususnya dan sebagai langkah untuk mencegah kerusakan lingkungan yang semakin parah.

B. Kelebihan dan Kekurangan
1. Kelebihan
1. Hemat biaya karena bahannya mudah dan murah didapat.
2. Mengurangi pencemaran dan tumpukan sampah di lingkungan.
3. Dari segi daya panas lebih tahan lama daripada bahan bakar yang lain, misalnya saja kayu bakar.
4. Proses pembuatannya dan dapat dipraktekkan sendiri.
5. Tidak mengandung polutan berbahaya seperti karbon (C), dan gas metana (CH4).
2. Kelemahan
1. Tidak efisien waktu karena proses pembuatannya membutuhkan waktu yang cukup lama.
2. Pada awal dinyalakan daya panas api sedikit lambat dibandingkan bahan bakar lain.
3. Pemakaiannya hanya sekali saja sampai habis karena panas api dalam briket belum akan hilang sampai briket menjadi bara.
Dan tentunya masih banyak lagi kelebihan dan kelemahan dari briket bioarang tempurung kelapa yang belum terungkap. Oleh karena itu penggunaan briket bioarang perlu didukung mengingat persediaan bahan bakar biomassa semakin menipis.
BAB IV
PENUTUP


A. Kesimpulan
Dari hasil percobaan membuat briket tempurung kelapa dapat penulis simpulkan :
1.      Tempurung kelapa dapat dimanfaatkan sebagai bahan utama pembuatan briket bioarang.
2.      Briket bioarang dari tempurung kelapa dapat dikembangkan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan.
3.      Prospek briket bioarang dari tempurung kelapa ini cukup menjanjikan untuk dimanfaatkan di masa mendatang sebagai pengganti bahan bakar yang lambat laun semakin menipis persediaannya.
B. Saran
1.      Perlu diadakan penelitian lebih lanjut agar manfaat briket bioarang dari tempurung kelapa tersebut dapat dimanfaatkan secara lebih maksimal.
2.      Perlunya penerapan penggunaan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan sejak sekarang sebagai langkah untuk mencegah kerusakan lingkungan.
3.      Perlunya sosialisasi terhadap masyarakat mengenai penggunaan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan sejak sekarang sebagai langkah mencegah kerusakan lingkungan.
4.      Pemerintah dan dinas terkait diharap dapat mengembangkannya secara lebih maksimal mengingat potensinya yang cukup menjanjikan.

                                                                                                                                                    
DAFTAR PUSTAKA

Nisandi Afwina. 2007. Pengolahan dan Pemanfaatan Sampah Organik Menjadi Briket Arang dan Asap Cair. [Serial online].
Rukmana, Rahmat. 2004. Budi Daya Kelapa Kopyor. Semarang: Aneka Ilmu.
Winarti. 2007. KELAPA: Tanaman Multiguna. Klaten: Macanan Jaya Cemerlang.
http://p3m.amikom.ac.id/p3m/82%20%20PENGOLAHAN%20DAN%20PEMANFAATAN%20SAMPAH%20ORGANIK%20MENJADI%20BRIKET%20ARANG%20DAN%20ASAP%20CAIR.pdf.(12 Februari 2010).
http://www.artikata.com/arti-322441-briket.html


Share:

0 komentar:

Posting Komentar

INGAT WAKTU YA..

RUMAH BELAJAR

RUMAH BELAJAR
Belajar Dimana Saja

JATENG PINTAR

JATENG PINTAR
portal jawa tengah

Daftar Postingan

Diberdayakan oleh Blogger.

Statistik Penayangan

Recent Posts