PEMANFAATAN TEMPURUNG KELAPA
SEBAGAI BRIKET BIOARANG
DALAM
KONSERVASI BERKURANGNYA SUMBER ENERGI FOSIL
JUARA
1
Lomba
KIR Dalam Rangka
HUT
Ke-50 Pusdiklat Migas Cepu
Oleh :
1. Tiara
Bella Murbha Ardhana NIS. 6536
2. Evita
Nurul Suci NIS.
6512
3.
Atus Suci Pupus NIS. 6383
SMA NEGERI 1 TUNJUNGAN
JL.Gatot Subroto Km.4 Telp(0296)531564 Kab. Blora
PROVINSI
JAWA TENGAH
2015
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Performa Briket Bioarang Tempurung Kelapa
1.
Kecepatan mendidihkan air
Pengujian mengenai
kecepatan mendidihkan air dilakukan dengan menghitung waktu yang diperlukan
untuk mendidihkan air dari masing-masing bahan bakar yang diuji, yaitu briket
bioarang tempurung kelapa dan minyak tanah. Semakin cepat waktu yang diperlukan
untuk mendidihkan air, dianggap bahwa nyala api memiliki derajat panas yang
lebih tinggi. Sebaliknya, jika waktu yang diperlukan lebih lama maka derajat
panas bahan bakar tersebut lebih rendah.
2.
Ketersediaan Bahan
Pengujian yang ketiga
ini dilaksanakan dengan mengamati ketersediaan bahan di sekitar lingkungan
penulis
a.
Uji ketersediaan tempurung kelapa
Tempurung kelapa yang
merupakan bahan utama pembuatan briket bioarang tempurung kelapa ini dijumpai
di 4 rumah dari 5 rumah yang dikunjungi oleh penulis. Dan untuk mendapatkannya
penulis tidak mengeluarkan biaya apapun (gratis).
b.
Uji ketersediaan minyak tanah
Pengujian dilakukan
dengan mendatangi toko-toko di sekitar lingkungan penulis. Dari 5 toko yang
dikunjungi oleh penulis, minyak tanah hanya didapati pada 2 toko saja. Itupun
untuk mendapatkannya diperlukan uang sebesar Rp12.500,00 per liter.
Dari hasil pengujian 1
dan 2 didapatkan hasil bahwa dari kecepatan mendidihkan air, minyak tanah lebih
unggul dari briket bioarang. Sementara pada hasil uji polusi yang dihasilkan,
asap yang dihasilkan oleh briket bioarang tempurung kelapa lebih pekat
dibanding asap dari proses pemanasan menggunakan minyak tanah, tatapi asap dari
briket tidak mengandung zat-zat kimia berbahaya, sementara pada asap yang
dihasilkan oleh pembakaran memakai minyak tanah terdapat kandungan zat kimia
meskipun dalam kadar rendah.
Sedang dari hasil
pengujian ke-3 mengenai ketersediaan bahan, terlihat bahwa tempurung kelapa
jauh lebih banyak tersedia di lingkunagan masyarakat. Sebaliknya, minyak tanah
semakin sedikit ketersediannya sehingga untuk mendapatkannya semakin sulit.
Harga dari minyak tanah tersebut juga cukup mahal.
Penggunaan briket
bioarang tempurung kelapa ternyata lebih ekonomis dan ramah lingkungan
dibandingkan penggunaan minyak tanah. Oleh karena itu penggunaan briket
bioarang terebut harus dimanfaatkan secara maksimal untuk menjaga perekonomian
warga-warga kecil
khususnya dan sebagai
langkah untuk mencegah kerusakan lingkungan yang semakin parah.
B.
Kelebihan dan Kekurangan
1.
Kelebihan
1. Hemat biaya karena
bahannya mudah dan murah didapat.
2. Mengurangi
pencemaran dan tumpukan sampah di lingkungan.
3. Dari segi daya
panas lebih tahan lama daripada bahan bakar yang lain, misalnya saja kayu
bakar.
4. Proses pembuatannya
dan dapat dipraktekkan sendiri.
5. Tidak mengandung
polutan berbahaya seperti karbon (C), dan gas metana (CH4).
2.
Kelemahan
1. Tidak efisien waktu
karena proses pembuatannya membutuhkan waktu yang cukup lama.
2. Pada awal
dinyalakan daya panas api sedikit lambat dibandingkan bahan bakar lain.
3. Pemakaiannya hanya
sekali saja sampai habis karena panas api dalam briket belum akan hilang sampai
briket menjadi bara.
Dan tentunya masih
banyak lagi kelebihan dan kelemahan dari briket bioarang tempurung kelapa yang
belum terungkap. Oleh karena itu penggunaan briket bioarang perlu didukung
mengingat persediaan bahan bakar biomassa semakin menipis.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
hasil percobaan membuat briket tempurung kelapa dapat penulis simpulkan :
1.
Tempurung kelapa dapat dimanfaatkan
sebagai bahan utama pembuatan briket bioarang.
2.
Briket bioarang dari tempurung kelapa
dapat dikembangkan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan.
3.
Prospek briket bioarang dari tempurung
kelapa ini cukup menjanjikan untuk dimanfaatkan di masa mendatang sebagai
pengganti bahan bakar yang lambat laun semakin menipis persediaannya.
B. Saran
1.
Perlu diadakan penelitian lebih lanjut
agar manfaat briket bioarang dari tempurung kelapa tersebut dapat dimanfaatkan
secara lebih maksimal.
2.
Perlunya penerapan penggunaan bahan
bakar alternatif yang ramah lingkungan sejak sekarang sebagai langkah untuk
mencegah kerusakan lingkungan.
3.
Perlunya sosialisasi terhadap masyarakat
mengenai penggunaan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan sejak sekarang
sebagai langkah mencegah kerusakan lingkungan.
4.
Pemerintah dan dinas terkait diharap
dapat mengembangkannya secara lebih maksimal mengingat potensinya yang cukup
menjanjikan.
DAFTAR PUSTAKA
Nisandi Afwina. 2007. Pengolahan
dan Pemanfaatan Sampah Organik Menjadi Briket Arang dan Asap Cair. [Serial
online].
Rukmana, Rahmat. 2004. Budi Daya
Kelapa Kopyor. Semarang: Aneka Ilmu.
Winarti. 2007. KELAPA: Tanaman
Multiguna. Klaten: Macanan Jaya Cemerlang.
http://p3m.amikom.ac.id/p3m/82%20%20PENGOLAHAN%20DAN%20PEMANFAATAN%20SAMPAH%20ORGANIK%20MENJADI%20BRIKET%20ARANG%20DAN%20ASAP%20CAIR.pdf.(12
Februari 2010).
http://www.artikata.com/arti-322441-briket.html
0 komentar:
Posting Komentar