Gadis Pantai lahir dan tumbuh di sebuah kampung nelayan di
Jawa tengah, Kabupaten Rembang. Seorang gadis yang manis. Cukup manis untuk
memikat hati seorang pembesar santri setempat; seorang Jawa yang bekerja
pada(asministrasi) Belanda.Dia diambil menjadi gundik pembesar tersebut dan
menjadi Mas Nganten: perempuan yang melayani “kebutuhan” seks pembesar sampai
kemudian pembesar memutuskan untuk menikah dengan perempuan yang sekelas atau
sederajat dengannya.
Mulanya, perkawinan itu memberi prestise baginya di kampung
halamannya karena dia dipandang telah dinaikkan derajatnya, menjadi Bendoro
Putri. Tapi itu tidak berlangsung lama. Ia terperosok kembali ke tanah Orang
Jawa telah memilikinya, tega membuangnya setelah dia melahirkan seorang bayi
perempuan.
Roman ini menusuk feodalisme Jawa yang tak memiliki adab dan jiwa kemanusiaan tepat langsung di jantungnya yang paling dalam.
”Mengerikan bapak, mengerikan kehidupan priyayi ini … Ah
tidak, aku tak suka priyayi. Gedung-gedungnya yang berdinding batu itu neraka.
Neraka. Neraka tanpa perasaan.”
---Pramoedya Ananta Toer
0 komentar:
Posting Komentar